Jakarta, Kominfo Newsroom -- Wakil Presiden M. Jusuf Kalla dinilai mantan Ketua PP Muhammadiyah Sayfiie Ma`arif sebagai ''the real president'', dan penilaian tersebut ditanggapi dingin oleh Wapres dengan mengemukakan bahwa dirinya adalah ''the real vice president'' sesuai amanat konstitusi.
Wapres mengatakan bahwa apa yang dilakukannya selama ini hanyalah dalam rangka membantu tugas-tugas presiden, sehingga hanya sebagai ''the real vice president.''
''Saya, Jusuf Kalla adalah the real vice president. UUD 1945 mengatakan wapres itu bertugas membantu presiden. Justru sangat salah kalau wapres tidak bekerja. UUD berbunyi begitu,'' kata Wapres Jusuf Kalla kepada wartawan usai shalat Jumat di Sekretariat wapres di Jakarta, Jumat (28/11).
Wapres mengatakan, apa yang dilakukannya dan yang kemudian diapresiasi Syafii merupakan bagian dari upayanya menjalankan arahan, keputusan, dan apa yang disepakati presiden. ''Tidak ada yang lebih. Cara saja yang mungkin berbeda. Kalau soal cara, susah diubah,'' ujar Yusuf Kalla.
Untuk tugas-tugas sebagai wapres, ia mengaku mengerjakan dan menjalankan tugas dengan sungguh-sungguh dan umumnya terinci dan juga harus kerap memastikan setiap keputusan presiden jalan.
''Aceh, misalnya. Presiden setuju damai. Maka kita damaikan. Beras minta ditingkatkan, ok, kita lakukan. Tidak ada yang lebih dari itu. Soal komentar dan pendapat Pak Syafii, tentu saya tidak bisa katakan apa-apa. Saya the real membantu,'' ujarnya. (T.ww/toeb/b)
Wapres mengatakan bahwa apa yang dilakukannya selama ini hanyalah dalam rangka membantu tugas-tugas presiden, sehingga hanya sebagai ''the real vice president.''
''Saya, Jusuf Kalla adalah the real vice president. UUD 1945 mengatakan wapres itu bertugas membantu presiden. Justru sangat salah kalau wapres tidak bekerja. UUD berbunyi begitu,'' kata Wapres Jusuf Kalla kepada wartawan usai shalat Jumat di Sekretariat wapres di Jakarta, Jumat (28/11).
Wapres mengatakan, apa yang dilakukannya dan yang kemudian diapresiasi Syafii merupakan bagian dari upayanya menjalankan arahan, keputusan, dan apa yang disepakati presiden. ''Tidak ada yang lebih. Cara saja yang mungkin berbeda. Kalau soal cara, susah diubah,'' ujar Yusuf Kalla.
Untuk tugas-tugas sebagai wapres, ia mengaku mengerjakan dan menjalankan tugas dengan sungguh-sungguh dan umumnya terinci dan juga harus kerap memastikan setiap keputusan presiden jalan.
''Aceh, misalnya. Presiden setuju damai. Maka kita damaikan. Beras minta ditingkatkan, ok, kita lakukan. Tidak ada yang lebih dari itu. Soal komentar dan pendapat Pak Syafii, tentu saya tidak bisa katakan apa-apa. Saya the real membantu,'' ujarnya. (T.ww/toeb/b)