Jakarta, Kominfo Newsroom – Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina Bekasi bekerjasama dengan Universitas Indonusa Esa Unggul Jakarta menggandeng Korean Bobath Association (KBA) untuk mengembangkan terapi metode Bobath bagi penderita cedera otak di Indonesia.
Direktur RSIA Hermina Bekasi, Susi Setyawati mengatakan, saat ini banyak negara mulai mengembangkan metode tersebut.
''Korea adalah negara yang fasih menggunakan metode ini. Makanya kami bermitra untuk mengembangkannya di Indonesia,'' kata Susi Setyawati saat Workshop Clinical Bobath Course ''In Pediatrie Problem'' di Bekasi, Jumat (28/11).
Workshop sendiri dilaksanakan bersama UIEA dihadiri 30 terapis fisio rumah sakit pemerintah dan swasta di seluruh Indonesia. Keputusan RSIA Hermina mengembangkan metode pendekatan Bobath ini menurut Susi sebagai upaya membentuk “centre of Bobath” di Indonesia.
''Niat kami memang menjadi pusat Bobath di Indonesia, makanya peserta workshop kami undang terapis yang ada di rumah sakit seluruh Indonesia,'' ujar Susi Setyawati.
Korean Bobath Association memang telah terlibat pengembangan metode ini di Indonesia sejak beberapa tahun lalu. Namun kemitraan dengan sebuah rumah sakit besar di Indonesia baru terwujud pertama kali ini.
''Sebelumnya sudah enam kali, namun baru sebatas kerjasama kami pihak fakultas Fisioterapi Indonusa dengan Asosiasi Bobath Korea. Inilah petama kali rumah sakit besar terlibat,'' kata Dekan Fakultas Fisioterapi Indonusa, Johanes Hardjono.
Dia mengakui belum berkembangnya metode Bobath di Indonesia saat ini karena tidak adanya dukungan secara institusi. ''Kami melihat Hermina sebagai institusi yang tepat jadi lokomotif perkembangannya di Indonesia,'' tambah Johanes Hardjono.
Sementara Jun Sun Hong dari KBA mengaku semakin bersemangat mengembangkan pendekatan metode Bobath di Indonesia karena keterlibatan sebuah rumahsakit besar. ''Kami akan terus bekerjasama, ini menjadi awal yang sangat baik.''
Menanggapi ini, Direktur Pelayanan Medik RSIA Hermina Bekasi, Sri Diana Ginting Suka menjelaskan, akan segera mengirimkan beberapa terapis mendalami Bobath ke Korea. ''Ini komitmen kami menjadi center of Bobath di Indonesia.''
Selain itu rumah sakit ini juga akan mengadaptasi metode pendekatan Bobath untuk menangani kasus turunan cedera otak (CP) seperti hemiplegia hingga masalah tumbuh kembang anak semisal down syndrom dan keterlambatan perkembangan motorik global.
Pendekatan metode Bobath intinya mengembangkan reaksi-reaksi otomatis atau reflek postural normal berdasarkan analisa gerakan normal dan perkembangan gerakan normal yang terjadi pada proses tumbuh kembang anak. (T.tr/id/b)
Direktur RSIA Hermina Bekasi, Susi Setyawati mengatakan, saat ini banyak negara mulai mengembangkan metode tersebut.
''Korea adalah negara yang fasih menggunakan metode ini. Makanya kami bermitra untuk mengembangkannya di Indonesia,'' kata Susi Setyawati saat Workshop Clinical Bobath Course ''In Pediatrie Problem'' di Bekasi, Jumat (28/11).
Workshop sendiri dilaksanakan bersama UIEA dihadiri 30 terapis fisio rumah sakit pemerintah dan swasta di seluruh Indonesia. Keputusan RSIA Hermina mengembangkan metode pendekatan Bobath ini menurut Susi sebagai upaya membentuk “centre of Bobath” di Indonesia.
''Niat kami memang menjadi pusat Bobath di Indonesia, makanya peserta workshop kami undang terapis yang ada di rumah sakit seluruh Indonesia,'' ujar Susi Setyawati.
Korean Bobath Association memang telah terlibat pengembangan metode ini di Indonesia sejak beberapa tahun lalu. Namun kemitraan dengan sebuah rumah sakit besar di Indonesia baru terwujud pertama kali ini.
''Sebelumnya sudah enam kali, namun baru sebatas kerjasama kami pihak fakultas Fisioterapi Indonusa dengan Asosiasi Bobath Korea. Inilah petama kali rumah sakit besar terlibat,'' kata Dekan Fakultas Fisioterapi Indonusa, Johanes Hardjono.
Dia mengakui belum berkembangnya metode Bobath di Indonesia saat ini karena tidak adanya dukungan secara institusi. ''Kami melihat Hermina sebagai institusi yang tepat jadi lokomotif perkembangannya di Indonesia,'' tambah Johanes Hardjono.
Sementara Jun Sun Hong dari KBA mengaku semakin bersemangat mengembangkan pendekatan metode Bobath di Indonesia karena keterlibatan sebuah rumahsakit besar. ''Kami akan terus bekerjasama, ini menjadi awal yang sangat baik.''
Menanggapi ini, Direktur Pelayanan Medik RSIA Hermina Bekasi, Sri Diana Ginting Suka menjelaskan, akan segera mengirimkan beberapa terapis mendalami Bobath ke Korea. ''Ini komitmen kami menjadi center of Bobath di Indonesia.''
Selain itu rumah sakit ini juga akan mengadaptasi metode pendekatan Bobath untuk menangani kasus turunan cedera otak (CP) seperti hemiplegia hingga masalah tumbuh kembang anak semisal down syndrom dan keterlambatan perkembangan motorik global.
Pendekatan metode Bobath intinya mengembangkan reaksi-reaksi otomatis atau reflek postural normal berdasarkan analisa gerakan normal dan perkembangan gerakan normal yang terjadi pada proses tumbuh kembang anak. (T.tr/id/b)