Jakarta, Kominfo Newsroom -– Departemen Pertanian (Deptan) telah mengirim vaksin rabies sebanyak 20.000 dosis vaksin dan 3 kilogram racun Strychnin atau setara dengan 12.000 dosis vaksin eliminasi (vaksin yang mematikan hewan) serta peralatan alat suntik untuk menanggulangi rabies di Kabupaten Badung, Propinsi Bali.
Dirjen Peternakan Departemen Pertanian Tjeppy D. Soedjana mengatakan, pengiriman vaksin tersebut sebagai langkah awal pemerintah untuk penanggulangan rabies di propinsi Bali.
''Untuk mempercepat tindakan teknis Ditjen Peternakan melakukan kerjasama dengan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI), Yayasan pemerhati hewan kesayangan yang ada di Bali dan juga dengan Perguruan Tinggi seperti Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana,'' kata Tjeppy Soedjana pada jumpa pers di Jakarta, Jumat (5/12).
Sebanyak delapan desa di Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung (Bali) dinyatakan telah terjadi wabah rabies yang menyerang hewan anjing.
Penetapan tersebut berdasarkan gejala klinis yang tampak, baik pada hewan penular rabies khususnya anjing maupun pada korban manusia, epidemiologi penyakit serta hasil pengujian secara laboratories pada Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar dan dikonfirmasi ulang pada BBVet Maros tanggal 28 November 2008 terhadap warga masyarakat di Desa Ungasan, Kadonganan dan Jimbaran Kecamatan Kuta dan Kuta Selatan Kabupaten Badung.
Untuk itu pemerintah melakukan langkah langkah yaitu melaksanakan vaksinasi massal terhadap anjing yang peliharaan dan melakukan pendataan terhadap populasi dan pemilik anjing serta memberikan sosialisasi kepada masyarakat.
Bagi anjing anjing liar yang berkeliaran tidak ada yang memelihara akan di musnahkan dengan cara memberikan vaksin yang mematikan (racun) dengan melalui pembiusan.
Tjeppy menjelaskan, ada berita di koran yang menyatakan bahwa kejadian di Bali sudah merupakan kejadian luar biasa, menurutnya, berita tersebut tidak benar karena kejadian itu belum menjadi kejadian yang luar biasa, jelasnya.
Sebel umnya Bali merupakan daerah yang terbebas dari rabies tetapi setelah adanya kejadian ini Bali menjadi daerah yang terkena, wabah tersebut di bawa oleh para nelayan yang digigit saat mampir di suatu pulau.
Daerah yang saat ini termasuk bebas rabies seperti Sumatera, Papua, dan NTB sementara NTT merupakan daerah tidak bebas rabies tetapi hanya di daerah Flores saja yang bebas rabies tetapi masih dalam pengawasan. (T.Bhr/toeb/b)
Dirjen Peternakan Departemen Pertanian Tjeppy D. Soedjana mengatakan, pengiriman vaksin tersebut sebagai langkah awal pemerintah untuk penanggulangan rabies di propinsi Bali.
''Untuk mempercepat tindakan teknis Ditjen Peternakan melakukan kerjasama dengan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI), Yayasan pemerhati hewan kesayangan yang ada di Bali dan juga dengan Perguruan Tinggi seperti Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana,'' kata Tjeppy Soedjana pada jumpa pers di Jakarta, Jumat (5/12).
Sebanyak delapan desa di Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung (Bali) dinyatakan telah terjadi wabah rabies yang menyerang hewan anjing.
Penetapan tersebut berdasarkan gejala klinis yang tampak, baik pada hewan penular rabies khususnya anjing maupun pada korban manusia, epidemiologi penyakit serta hasil pengujian secara laboratories pada Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar dan dikonfirmasi ulang pada BBVet Maros tanggal 28 November 2008 terhadap warga masyarakat di Desa Ungasan, Kadonganan dan Jimbaran Kecamatan Kuta dan Kuta Selatan Kabupaten Badung.
Untuk itu pemerintah melakukan langkah langkah yaitu melaksanakan vaksinasi massal terhadap anjing yang peliharaan dan melakukan pendataan terhadap populasi dan pemilik anjing serta memberikan sosialisasi kepada masyarakat.
Bagi anjing anjing liar yang berkeliaran tidak ada yang memelihara akan di musnahkan dengan cara memberikan vaksin yang mematikan (racun) dengan melalui pembiusan.
Tjeppy menjelaskan, ada berita di koran yang menyatakan bahwa kejadian di Bali sudah merupakan kejadian luar biasa, menurutnya, berita tersebut tidak benar karena kejadian itu belum menjadi kejadian yang luar biasa, jelasnya.
Sebel umnya Bali merupakan daerah yang terbebas dari rabies tetapi setelah adanya kejadian ini Bali menjadi daerah yang terkena, wabah tersebut di bawa oleh para nelayan yang digigit saat mampir di suatu pulau.
Daerah yang saat ini termasuk bebas rabies seperti Sumatera, Papua, dan NTB sementara NTT merupakan daerah tidak bebas rabies tetapi hanya di daerah Flores saja yang bebas rabies tetapi masih dalam pengawasan. (T.Bhr/toeb/b)