Hachioji, Kominfo Newsroom -- Wapres Jusuf Kalla menerima gelar akademik Doktor Kehormatan (Honoris Causa) perdamaian dari Soka University, Jepang, karena dinilai berjasa dalam menyelesaikan konflik dan membangun perdamaian di antara umat manusia, khususnya di Indonesia.
Penganugerahan itu berlangsung di aula Soka University di kota Hachioji, dekat Tokyo, Senin (2/2) oleh Rektor Soka University Prof. Hideo Yamamoto dan disaksikan oleh pendiri Soka Gakkai International Daisaku Ikeda serta sejumlah pejabat dari Indonesia seperti Mendiknas Bambang Sudibyo dan Dubes RI untuk Jepang Jusuf Anwar.
Menurut Yamamoto, upaya Wapres Jusuf Kalla dalam menyelesaiakan konflik di Poso, Maluku dan Aceh merupakan sumbangan besar bagi kemanusiaan karena mampu mewujudkan perdamaian. ''Hal itu menjadi sumbangan besar bagi pembangunan kemanusan dan kebudayaan.''
Sementara itu, dalam orasi ilmiahnya, Jusuf Kalla menekankan perlunya membangun perdamaian itu dengan memulihkan rasa percaya, membangun martabat pihak yang bertikai, menjalin persahabatan dengan pihak yang bertikai serta mencegah isu-isu yang dapat memicu konflik.
''Dalam akar konflik di Maluku, dan Poso dikarenakan persoalan politik, sedangkan di Aceh karena ketidakadilan ekonomi,'' katanya.
Selain itu, terwujudnya perdamaian juga karena tekad kuat pemerintah untuk menyelesaiakan konflik sebagai bentuk tanggungjawabnya.
''Kedamaian itu indah, dan menjadi modal untuk melaksanakan pembangunan. Dan keberhasilan Indonesia bisa juga menjadi tolok ukur untuk menyelesaikan konflik di dunia,'' katanya. (Antara News/id/toeb)
Penganugerahan itu berlangsung di aula Soka University di kota Hachioji, dekat Tokyo, Senin (2/2) oleh Rektor Soka University Prof. Hideo Yamamoto dan disaksikan oleh pendiri Soka Gakkai International Daisaku Ikeda serta sejumlah pejabat dari Indonesia seperti Mendiknas Bambang Sudibyo dan Dubes RI untuk Jepang Jusuf Anwar.
Menurut Yamamoto, upaya Wapres Jusuf Kalla dalam menyelesaiakan konflik di Poso, Maluku dan Aceh merupakan sumbangan besar bagi kemanusiaan karena mampu mewujudkan perdamaian. ''Hal itu menjadi sumbangan besar bagi pembangunan kemanusan dan kebudayaan.''
Sementara itu, dalam orasi ilmiahnya, Jusuf Kalla menekankan perlunya membangun perdamaian itu dengan memulihkan rasa percaya, membangun martabat pihak yang bertikai, menjalin persahabatan dengan pihak yang bertikai serta mencegah isu-isu yang dapat memicu konflik.
''Dalam akar konflik di Maluku, dan Poso dikarenakan persoalan politik, sedangkan di Aceh karena ketidakadilan ekonomi,'' katanya.
Selain itu, terwujudnya perdamaian juga karena tekad kuat pemerintah untuk menyelesaiakan konflik sebagai bentuk tanggungjawabnya.
''Kedamaian itu indah, dan menjadi modal untuk melaksanakan pembangunan. Dan keberhasilan Indonesia bisa juga menjadi tolok ukur untuk menyelesaikan konflik di dunia,'' katanya. (Antara News/id/toeb)
